Seneng banget minggu lalu saat buka facebook, teman saya posting soal foremilk dan hindmilk yang terdapat dalam ASI. Sudah lama saya cari2 penjelasan soal foremilk dan hindmilk dalam bahasa Indonesia tapi tidak menemukan yang bagus. Saya awalnya mengetahui foremilk dan hindmilk dalam ASI saat kehamilan pertama saya dari cerita teman saya di Belanda. Saat itu dia baru saja melahirkan di Belanda dan kita yang ibu2 muda sedang berkunjung untuk melihat bayinya. Dia share cerita soal cara menyusui yang baik dan benar, informasi seputar ASI dan hal2 seputar bayi & segala keindahan yang dialaminya. Terutama sih dia share cerita tentang pengetahuan yang dia dapat dari kraamzorg-nya. Cerita tentang kraamzorg teman2 bisa baca di bagian "My Experience Having a Baby in The Netherlands: Bag. 4 Belajar dari Kraamzorg". Saya juga sudah pernah menyinggung sedikit soal foremilk dan hindmilk dalam ASI dalam cerita tersebut, tapi informasinya memang minim sekali. Saya juga membaca sedikit soal foremilk dan hindmilk dari buku panduan Ibu dan Bayi yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda. Nah sekarang saya mau share tentang detailnya yang saya ambil dari hasil share teman saya dan juga dari pengalaman yang saya dapat. :)
Jadi selain istilah kolostrum dalam ASI yang sudah lebih dulu terkenal, ada juga yang namanya foremilk dan hindmilk. Mungkin masih banyak yang tidak familier dengan kedua istilah terakhir. Kalau kolostrum pasti teman2 tahu kalau itu adalah cairan susu yang pertama kali keluar yang biasanya berwarna kekuningan dan agak kental.
Foremilk adalah ASI awal yang keluar setiap kali bayi menyusui. Biasanya encer dan memiliki kandungan lemak yang lebih rendah, juga mengandung protein, karbohidrat dan vitamin. Foremilk akan menghilangkan rasa haus dan kebutuhan cairan sang bayi.
Hindmilk adalah ASI yang keluar setelah beberapa menit saat sang bayi menghisap ASI. Hindmilk mengandung lebih banyak lemak dan kalori yang dibutuhkan bayi untuk menambah berat badan, memiliki lebih banyak nutrisi penting untuk pertumbuhan dan memenuhi rasa lapar sang bayi. Penampakan hindmilk akan lebih kental, lebih putih dan cerah.
Penting untuk bayi untuk menerima foremilk dan hindmilk secara seimbang supaya nutrisi yang didapat lengkap. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar sang buah hati bisa mendapat foremilk dan hindmilk yang seimbang adalah dengan menyusui dengan satu payudara hingga kosong (sekitar 15-20 menit) kemudian dilanjutkan dengan payudara yang sebelahnya untuk beberapa menit atau dengan jumlah waktu yang sama dengan payudara sebelumnya. Hal ini dilakukan supaya bayi bisa menghisap seluruh foremilk dan hindmilk. Berdasarkan yang diajarkan ke saya oleh bidan Belanda sih memang setiap menyusui satu payudara itu memang harusnya sekitar 15 menit baru berganti ke payudara lain dengan jumlah waktu yang sama.
Kemudian tips lain supaya bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk secara seimbang bisa dengan cara, misalnya, sekarang kita pertama menyusui dengan payudara kiri lalu dilanjutkan dengan payudara kanan, maka untuk saat menyusui selanjutnya dimulai dengan payudara kanan terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan yang kiri. Begitu seterusnya. Hal ini karena pada payudara terakhir yang kita berikan pada bayi saat menyusui masih mengandung hindmilk. Mungkin karena pada payudara terakhir yang kita berikan kepada bayi payudara kita tidak sampai kosong, tidak seperti pada payudara pertama yang kita berikan. Kalau dulu saya supaya tidak lupa saya suka mencatat payudara mana yang terakhir saya berikan untuk menyusui supaya berikutnya tidak tertukar. Tapi kalau kita bisa mengingat dengan baik sih tidak dicatat tidak masalah.
Saya sendiri baru tahu kalau bayi bisa mengalami yang namanya ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk. Gejala bayi yang mengalami ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk antara lain:
2. Gumoh
3. Pup berwarna hijau
4. Pup mengandung darah
5. Selalu ingin menyusu, terlihat tidak puas
6. Sering buang gas
7. Berat badan naiknya sedikit
8. Ruam popok karena pupnya asam
Alhamdulillah saat Mye menyusui tidak mengalami gejala2 tersebut, tapi mungkin kalau bayi teman2 mengalami gejala2 tersebut teman2 harus mengingat2 kebiasaan teman2 menyusui bagaimana. Apakah hanya sebentar-sebentar saat
menyusui pada satu payudara? Atau mungkin produksi ASI teman2 terlalu banyak sehingga sang buah hati tidak sampai menghisap hindmilk karena foremilknya terlalu banyak. Atau sang bayi tertidur saat diberi ASI?
Yang teman2 bisa lakukan antara lain adalah pastikan kalau teman2 menyusui antara 15-20 menit. Kalau produksi ASI terlalu banyak, jangan malas untuk memerah ASI dan menyimpannya. Kalau bayi tertidur saat baru menyusui, pastikan berikan "gangguan" pada bayi saat menyusui agar tidak tertidur, mungkin dengan "mencolek2" pipinya saat menyusui... :) Lalu setelah selesai menyusui satu payudara ganti popoknya. Walaupun bukan saatnya untuk mengganti, tapi coba di taro di tempat ganti popok lalu buka popoknya, di lap2 sedikit dan pasangkan popoknya lagi, hal ini dilakukan supaya sang bayi terbangun & seger lagi. :)
Jadi ingat loh, menyusui memang membutuhkan waktu, maka itu kalau teman2 sedang menyusui di nursery room di mall2 tidak perlu buru2, take your time and enjoy it, toh kalau bayi kita kenyang kita pun jalan2 dengan lebih tenang. Dan buat teman2 lainnya yang mungkin mengantri untuk menyusui, sabar2 menunggu ya, jangan lantas marah2 & "ngedumel" kalau ada yang sedang menyusui dan menyusuinya lama. Saya ingat pas sedang menyusui di salah satu mall di daerah Jakarta Utara, karena tempat ganti popok dan menyusuinya sempit hanya muat satu orang, eh yang antri di belakang saya marah2, padahal menyusui kan butuh waktu. Semoga informasi tadi berguna buat teman2 dan semoga juga bisa memberi semangat lebih lagi buat teman2 yang sedang menyusui saat ini juga untuk calon ibu yang akan menyusui bayinya. :D