2011/07/05

My Experience Having a Baby in The Netherlands: Part 5. Pasca Melahirkan

Selain ada kraamzorg selama 8 hari hari pertama setelah melahirkan, kita juga ada kunjungan dari bidan, dokter keluarga & consultative bureau. Bidan datang untuk mengunjungi kami setiap 2 hari selama 10 hari pertama setelah melahirkan. Bidan mengecek bayi dan mengecek saya. Di kunjungan terakhir bidan ke rumah saya mereka menanyakan apakah saya puas dengan kinerja bidan, tentu saja saya jawab sangat puas sekali. Lalu saya juga menjelaskan kalau saya memang ingin mengalami pengalaman hamil dan melahirkan yang berbeda dengan di Indonesia, dan karena saya lulusan Fak. Kesehatan Masyarakat saya ingin mempelajari bagaimana melahirkan di Belanda dibandingkan dengan pengalaman teman2 melahirkan di Indonesia. Bidanpun akhirnya bilang kalau saya sebenernya melakukan “a little research” tentang hamil & melahirkan di Belanda.. hahahaha… 

Selain kunjungan bidan kita juga dikunjungi oleh dokter keluarga, kebetulan dokter dari klinik kampus dan dokter yang sama yang memeriksa saya saat saya sakit pas hamil 8 bulan. Kemudian ada juga kunjungan dari dokter dari Consultatie Bureau (Posyandu) untuk memeriksa bayi dan saya dan juga memberikan panduan imunisasi, panduan bagaimana membuat kunjungan ke CB, dsb.  Sedikit berbeda dengan di Indonesia, di Belanda imunisasi pertama dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan. Imunisasinya yaitu Diphteri, Tetanus, Polio, Whooping Cough, Hep B, HiB dan Pneumokokus. Semuanya gratis dari pemerintah. Tidak seperti di Indonesia, vaksin HiB dan Pneumokokus masih bersifat "dianjurkan" sedangkan di Belanda sudah wajib. Sedangkan kalau di Indonesia bayi harus di vaksin BCG tapi di Belanda tidak. Makanya pas waktu Mye baru pulang ke Indonesia dan periksa ke dokter langsung di vaksin BCG. Saya juga sangat kaget dengan harga imunisasi di Indonesia yang sangat mahal, terutama untuk yang dianjurkan seperti HiB dan Pneu, tapi karena baby Mye sudah menerima vaksin tersebut sebelumnya ya dilanjutkan saja supaya tidak mubazir. Mungkin tips juga buat teman2 yang punya bayi di luar negeri dan akan membawa bayinya pulang ke Indonesia, saat vaksinasi di luar negeri, coba tanyakan jenis/nama vaksin apa yang diberikan atau bisa juga minta kertas yang berisi keterangan vaksinnya (kertasnya seperti petunjuk penggunaan obat kalau kita beli obat2an biasa) supaya nanti bisa ditunjukkan dan dikonsultasikan ke dokter yang ada di Indonesia. Hal itu juga yang saya lakukan sehingga di Indonesia tidak ada simpang siur tentang pemberian vaksin apa saja yang sudah dilakukan sebelumnya.

Mungkin seperti ada beberapa wanita lain yang habis melahirkan ada yang terkena namanya baby blue syndrome. Wah ternyata saya terkena baby blue syndrome. Saya mulai sadar kalau saya terkena baby blue karena saya sering merasa sedih, hampa, kesepian dan nangis. Bahkan saat Ria meninggalkan saya aja rasanya sedih sekali gak karuan. Mungkin juga saya merasa kesepian dan hampa karena tidak ada orangtua saya, terutama ibu saya, yang mendampingi dan membantu saya. Semua harus saya lakukan sendiri dan mencari tau sendiri. Walaupun sebenernya dari awal kehamilan itulah yang saya mau dan saya cari, karena disitulah adventurenya. Tapi bahkan disaat saya menggendong baby Mye dan menyusui baby Mye saya menangis, bukan karena tidak senang tapi ntah kenapa saya juga gak ngerti. Setelah sadar saya mengalami hal aneh lalu saya coba berbicara dengan suami, dalam hal ini saya hanya bisa bicara kepada suami saya karena dia lah yang paling dekat saat itu dan Alhamdulillah suami saya bisa membuat saya lebih tenang. Jadi buat teman2 yang mungkin mengalami baby blue syndrome pasca melahirkan, sadarilah sedini mungkin kalau merasa terkena baby blue syndrome dan jangan ragu buat curhat ke suami, atau ibu atau mungkin tenaga profesional supaya hal tersebut gak berlarut2 dan bisa ceria kembali. :)

Perjuangan melakukan semua sendirian tidak berakhir dengan saya dan suami yang merawat bayi. Tapi dua minggu setelah saya melahirkan saya bahkan ditinggalkan suami ke Amerika Serikat untuk conference selama 5 hari. Disitulah saya benar2 melakukan semua sendiri, yah mungkin kecuali masak karena saya pesan catering 3 kali seminggu kalau tidak saya tidak mungkin gendong2 bayi sambil masak, apalagi waktu itu Mye termasuk rada rewel dan bau tangan yang maunya digendong setiap saat, bahkan tidurpun susah ditaro dikasur. Saya pernah mencoba memasak sambil menggendong baby Mye dengan kain gendongan batik ala Indoensia, tapi sepertinya hal itu terlalu mengerikan. Tapi akhirnya dari situ saya belajar management waktu untuk diri saya sendiri dan untuk baby Mye. Teman saya tidak ada yang bisa membantu karena rata2 punya bayi juga atau sedang hamil besar. Apalagi saya tinggal di dalam kampus yang agak sepi dan agak jarang busnya ditambah tinggal di lantai 4 tanpa lift. Paling2 teman2 pada telepon saya memastikan kalau saya baik2 saja dan tidak kekurangan apa2. Yang sering datang berkunjung paling Bu Dewi dan Pak Pikaar, ibu & bapak “angkat” saya yang juga suka membawakan catering saya, karena Bu Dewi lah yang memasak catering untuk saya. Mencoba untuk terus adaptasi dengan kehidupan baru memang gak gampang awalnya tapi Alhamdulillah akhirnya bisa juga melewati saat2 bener2 sendirian itu. 
our little mom and babies gathering every tuesday :)
Alasan lain kenapa kita tidak memanggil ibu saya atau mertua saya untuk mendampingi saya saat melahirkan dan pasca melahirkan adalah karena 2 bulan setelah melahirkan kita harus balik ke Indonesia karena kontrak kerja suami sudah selesai. Jadi menurut kita malah kita bakal tambah ribet kalau harus urus surat2 mengundang orang tua ke Belanda, kemudian menjemput dan mengantar ke airport, dsb. Jadi kita pikir toh setelah 2 bulan kita pulang ke tanah air ini jadi nothing to lose dan kita positive thinking kalau kita memang bisa melakukan semua berdua saja. Sampai saat ini saya masih enjoy bisa ngurus rumah tangga sendiri, walaupun pasti ada satu dua hari dimana kita exhausted, tapi daripada saya ketergantungan dengan seorang asisten yang ternyata akhirnya membuat saya malas kerjain ini itu dan membuat badan saya tambah gendut, lebih baik berolahraga sedikit setiap hari supaya bugar. :D


-FIN-

1 comment: